Infoarmasi Dan Komunikasi

Cinta itu… segala nikmat yang Tuhan berikan dan membuatmu tak henti mengucapkan syukur.

Cinta itu… yang Ibumu sematkan di dompetmu pada akhir bulan ketika gajimu sudah habis, untuk membeli bensin dan makan siang, katanya. Yang Ibu campurkan di teh manis hangat yang ia buatkan setiap kali kamu pulang malam atau kehujanan. Jampi-jampi yang Ibu taruh di gumpalan nasi ketika menyuapkanmu di pagi hari yang penuh ketergesa-gesaan, sampai-sampai setiap gumpalan yang masuk ke mulutmu terasa enak sekali.

Cinta itu… seukir senyum Ayah yang ia bawa bersamaan dengan sekantung martabak telur, kemudian kamu dan adik-adikmu berhamburan, memakannya sangat lahap seolah takut kehabisan.

Cinta itu… pertanyaan serba basa-basi dan remeh-temeh yang adikmu sampaikan hanya untuk membangun suasana, sedangkan ia sudah tahu segala jawaban yang akan kamu utarakan.

Cinta itu… terselip di antara tawa formalitas Abangmu ketika kamu bercerita keseharianmu. Berbaur dengan nasihat-nasihat yang ia ucapkan ketika ia tahu sudah ada yang berniat menyeriusimu.

Cinta itu… yang membuatmu tertegun ketika ia yang kamu labeli sebagai kekasih berkata “Kamu boleh mengeluh apa saja kepada saya, asal jangan mengeluh karena membantu Ibu.”

Cinta itu… apa saja yang sudah, sedang, dan akan kamu jalani.

Cinta itu… apa saja yang kamu terima sepenuh hati.

Kurang lebih begitu. Dan ku harap jgn pernah mencukupkan arti cinta hanya karena jawabanku, cari dan terus temukan lagi siapa tahu ada yg lain.
Salam Penuh Cinta...